top of page

Penamatan WPDC Angkatan XII

Puji Tuhan, atas kemurahan-Nya World Partners Discipleship Center (WPDC) angkatan yang ke-12 telah berlangsung selama enam bulan dan pada tanggal 10 Maret 2023, pukul 16.00 WIB diadakan ibadah Penamatan WPDC Angkatan 12, yang juga dirangkaikan dengan Pengutusan Misionaris World Partners dan Penahbisan Pendeta bekerja sama dengan Sinode Gereja Misi Kristus Sedunia (GMKS).


Tepat sebelum dimulainya ibadah penamatan, dilangsungkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara badan misi World Partners dan Sinode GMKS, yang menandai kerja sama secara resmi antara kedua belah pihak, secara khusus dalam arah penuntasan Amanat Agung. Selain itu juga dilangsungkan penamatan alumni Kursus Kairos WP angkatan ke-104 yang mengikuti kursus selama tanggal 6-9 Maret 2023 di Resto Sarang Seafood, Kota Wisata - Cibubur.


Acara penamatan yang diselenggarakan secara hybrid ini diikuti oleh sekitar 120 orang secara onsite di Ballroom Bakmi Golek - Cibubur, dan 67 users lainnya mengikuti secara online via zoom. Dalam ibadah ini, Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Dr. Stevri Lumintang yang menguraikan tema acara: Intentional Missionary Sending for World Mission dengan berdasar pada Kisah Para Rasul 13:1-13.


Ekspansi kekristenan sebelum pengutusan Barnabas dan Saulus sebagaimana yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 13, selalu terjadi secara spontan dan tidak disengaja. Kebanyakan dari penyebaran Injil di era mula-mula kekristenan, disebabkan oleh pemberitaan dan kesaksian Injil non-intensional oleh Jemaat Mula-mula yang tersebar karena penganiayaan dan faktor eksternal lainnya. Misi yang tidak disengaja seperti ini memiliki keterbatasan, seperti dari segi jangkauan geografis serta strategi dan model penjangkauan.


Strategic mission membutuhkan pengutusan yang terencana dan disengaja, sebagaimana intentional missionary sending pertama yang dilakukan oleh Jemaat Antiokhia, dengan mengutus Barnabas dan Saulus. Pemilihan kedua utusan tidak ditetapkan secara random tanpa alasan mendasar. Barnabas dan Saulus, yang juga disebut Paulus, ditunjuk berdasarkan penetapan Roh Kudus melalui doa dan puasa oleh jemaat Antiokhia, …berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Ditetapkan, diutus, untuk tugas yang telah ditentukan oleh Allah, yaitu membawa berita keselamatan ke tempat-tempat di mana Kristus belum diberitakan.


Selain menginisiasi intentional mission, jemaat Antiokhia juga memberikan suatu model pelayanan misi yang kuat yang di dalamnya berisi dua struktur religius. Kedua struktur ini sangat menonjol pada masa pelayanan Yesus. Struktur yang pertama adalah Sinagoga Yahudi, yang kemudian akan menjadi model bagi gereja-gereja Perjanjian Baru – ekklesia – perhimpunan umat Allah. Struktur ini juga dikenal dengan istilah modalitas. Inilah tempat di mana orang percaya dari berbagai latar belakang dan lipatan usia berkumpul untuk mendapatkan pengajaran, pengasuhan rohani dan bersekutu bersama. Para rasul terhubung dengan sinagoga. Yesus sendiri berpartisipasi dalam kehidupan sinagoga (Luk. 4:16). Struktur kedua adalah sodalitas atau dalam bahasa Ibrani disebut Khevra. Khevra adalah sebuah kelompok misionaris Yahudi (merujuk kembali pada konteks pelayanan Yesus) yang akan menyebrangi lautan dan daratan untuk mempertobatkan orang dari agama lain agar menjadi pengikut agama Yahudi (Mat. 23:15).


Jemaat Antiokhia (modalitas) mengutus Barnabas dan Saulus (sodalitas) dalam gerakan misi yang disengaja (intentional mission). Dalam konteks pelayanan misi di era sekarang ini, urgensi akan intentional mission semakin nyata. Lebih dari 7000 suku terabaikan, terisolasi dari Injil karena memiliki bahasa dan struktur sosial budaya yang berbeda dari suku sekitar di mana Injil telah diberitakan. Karena kendala bahasa dan struktur sosial ini, harus ada upaya penjangkauan terpisah, yang disengaja dan terencana dengan matang untuk menjangkau secara efektif setiap suku terabaikan. Inilah tugas yang masih tersisa yang harus menjadi prioritas Gereja; penjangkauan suku-suku terabaikan. Dan penjangkauan suku-suku terabaikan hanya dapat dikerjakan secara efektif dengan intentional missionary sending.


Berbicara tentang intentional missionary sending adalah berbicara tentang gerakan Kristen dunia. Struktur modalitas dan sodalitas adalah dua struktur yang esensial bagi kesehatan dan vitalitas dari gerakan Kristen dunia.


Mari, kita meresponi urgensi intentional mission di era kita sekarang, dan bersama-sama, bersatu, sebagai badan misi - sodalitas, maupun gereja - modalitas (dalam konteks organisasi maupun orang perorang sebagai anggota Tubuh Kristus), mengutus misionaris secara intensional ke dalam pelayanan misi sedunia yang strategis dan dinamis demi penuntasan Amanat Agung.


Terima kasih untuk kesetiaan bapak/ibu dalam mendukung intentional mission World Partners. Dukungan bapak/ibu baik secara moril maupun materiil sangat vital dalam kemajuan pelayanan misi sedunia.


Let’s move forward together in intentional missionary sending for world mission!

Blessed to be a blessing for all nations!


Gallery - Event 10 Maret 2023



(foto bersama usai acara)


(Pengurus & Staff WP)


(prosesi masuk - Penamatan WPDC 12)




(Peserta WPDC 12)


(penahbisan pendeta GMKS)


(pengutusan misionaris WP)


(penamatan peserta Kairos WP angkatan ke-104)

(sambutan oleh ketua umum World Partners - Pdt. Pamuji)


(khotbah oleh Pdt. Stevri Lumintang)


(penandatanganan MoU World Partners - Sinode GMKS)




-red_rc

23 views0 comments

Comments


bottom of page